Materi pertemuan IV Surat-surat Kiriman Rasul Paulus
(Roma, Korintus 1 dan 2, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose)
1. Surat Roma
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma adalah salah satu surat yang terdapat di Alkitab Perjanjian Baru yang sangat diyakini sebagai tulisan asli Paulus. Dalam surat ini terkesan bahwa tugas Paulus di kawasan Timur kekaisaran Romawi, antara lain untuk mengumpulkan dana bagi jemaat di Yerusalem, telah selesai. Nampaknya surat ini merupakan surat terakhir Paulus yang ditulisnya di daerah Yunani. Pada zaman Perjanjian Baru Kota Roma merupakan pusat kekaisaran Romawi dan juga sebagai pusat dunia. Tentang pendiri Kota Roma diliputi oleh legenda. Sebagai pusat dunia, kota Roma menjadi tempat tinggal banyak bangsa. Penggalian-penggalian membuktikan bahwa, mula-mula kota Roma adalah tempat bertemu dan bercampurnya bangsa-bangsa, bukan tempat satu suku bangsa saja. Hal ini dipengaruhi oleh sistem pemerintahan dan sistem administrasi Kekaisaran Romawi menyerap banyak kota, negara, dan bangsa.
Injil sebagai kekuatan Allah yang menyelamatkan
Dalam surat Roma ini, Paulus memberikan penjelasan mengenai Injil secara menyeluruh. Ia menegaskan bahwa dirinya dipanggil dan diutus oleh Allah untuk memberitakan Injil dan menuntun bangsa-bangsa supaya percaya dan taat kepada Allah. Paulus mendefinisikan Injil (euangelion) sebagai kekuatan Allah. Injil menjadi kekuatan Allah yang menyelamatkan. Injil menjadi representasi dari kuasa Allah yang menyelamatkan, bukan hanya sekadar menjadi informasi tentang penyelamatan Allah. Tindakan penyelamatan Allah tersebut terjadi di dalam Injil dan bertujuan untuk menyelamatkan setiap manusia. Injil menyelamatkan semua bangsa baik Yahudi maupun non Yahudi.
Paulus menggambarkan orang beriman adalah orang yang mengalami penderitaan dan tetap memiliki pengharapan akan pemenuhan janji Allah. Menurut Paulus ada tiga dasar pengharapan bagi orang beriman.
1. Kematian Kristus. Paulus menegaskan bahwa kematian Kristus merupakan inisiatif Allah untuk memenangkan dan mendamaikan manusia dengan Allah.
2. Kebangkitan Kristus. Paulus mendasarkan pengharapan orang percaya pada Kristus yang bangkit dan hidup. Meskipun orang percaya akan mati karena dosa Adam tetapi akan dibangkitkan di masa yang akan datang.
3. Pemberian Roh Kudus. Pemberian Roh Kudus merupakan tanda kasih Allah kepada orang beriman. Ada jaminan yang diberikan kepada orang beriman bahwa sekalipun mengalami penderitaan, Allah tidak akan mengecewakan mereka.
2. Surat Korintus 1 dan 2
Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus merupakan salah satu dari ketiga surat (1 & 2 Korintus serta Roma) yang menempati posisi sentral dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Surat Korintus yang pertama ditulis setelah Paulus menerima kabar buruk dari orang-orang Kloe. Berita buruk tersebut adalah timbulnya persoalan-persoalan, seperti keikutsertaan jemaat Korintus dalam upacara-upcara keagamaan kafir, penghakiman di depan orang-orang kafir dan pelacuran. Selain masalah-masalah etis dan moral, surat ini juga merupakan surat penggembalaan untuk menegur jemaat di Korintus yang memiliki berbagai macam karunia, sehingga menjadikan jemaat satu dengan yang lainnya saling menyombongkan diri. Surat 1 Korintus ditulis selama tiga tahun pelayanannya di Efesus (Kis 20:31) pada waktu perjalanan misinya yang ketiga (Kis 18:23--21:16). Berita mengenai masalah-masalah jemaat di Korintus terdengar oleh Paulus di Efesus (1Kor 1:11); setelah itu utusan dari jemaat Korintus (1Kor 16:17) menyampaikan sepucuk surat kepada Paulus yang memohon petunjuknya atas berbagai persoalan (1Kor 7:1; bd. 1Kor 8:1; 1Kor 12:1; 1Kor 16:1). Sebagai tanggapan atasberita dan surat yang diterimanya dari Korintus, Paulus menulis surat ini.
Jemaat harus menjadi satu persekutuan di dalam Tuhan
Mengingatkan jemaat di Korintus untuk tetap dalam persekutuan (koinonia), sehati sepikir, seia-sekata dan jangan ada perpecahan di antara jemaat merupakan perhatian utama Paulus. Peringatan ini diberikan oleh Paulus karena dalam jemaat timbul beberapa alasan yang membuat perpecahan itu, pertama adanya berbagai ajaran yang membuat jemaat berselisih (1 Kor.1:11) dan iri hati (1 Kor.3:3). Kedua, orang yang "kuat" mencari kesenangan sendiri dalam ritual penyembahan berhala, sehingga mereka tidak memperhatikan keadaan orang "lemah" (1 Kor.10:33), kemudian yang ketiga adanya orang-orang tertentu yang melahap habis hidangan saat perjamuan bersama, sehingga orang yang datang belakangan tidak mendapatkan jatahnya dan menjadi lapar (1 Kor.11:17-34), dan yang terakhir juga ditimbulkan karena adanya orang yang saling membanggakan karunianya masing-masing. Dalam peringatan ini juga, Paulus menggunakan metafora tentang banyak anggota dalam satu tubuh untuk memberitahu jemaat bahwa setiap anggota harus saling mendukung.
Hidup kudus sebagai tubuh Kristus
Sabagai umat Allah, (1 Kor.1:24; 10:32) jemaat harus menunjukkan hidupnya dalam kekudusan. Paulus harus mengingatkan bahwa status mereka bukanlah kagi "orang biasa", melainkan mereka adalah umat yang telah disucikan, dikuduskan serta dibenarkan oleh Allah dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus. Peringatan ini diberikan oleh Paulus karena banyak dari anggota jemaat yang terlibat dalam hubungan seks, bahkan hubungan seks sesama anggota keluarga, padahal mereka belum ada dalam hubungan suami-isteri, ada juga yang datang ke kuil-kuil untuk dilayani pelacur, dan melakukan ritual-ritual penyembahan berhala. Sebenarnya prkatek-praktik kejahatan dan perzinahan tersebut pada saat itu tidak dilarang, bahkan diizinkan oleh tradisi karena saat itu sedang terkenal istilah "tubuh adalah rumah jiwa", sehingga orang harus menjaga jiwa dengan memenuhi keinginan tubuh mereka. Untuk menanggapi persoalan bergaul dengan pelacur, Paulus berangkat dari Amsal 6:26&32 bahwa selain merusak, hal itu juga dapat menyebabkan berdosa terhadap dirinya sendiri. Kedua, menanggapi slogan yang terkenal di atas, Paulus menegaskan bahwa tubuh adalah milik Allah dan merupakan bagian dari anggota tubuh Kristus, oleh karena itu jemaat harus memuliakan Allah dengan tubuhnya.
3. Surat Galatia
Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia adalah salah satu kitab dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Kitab ini sebenarnya berwujud sebuah surat yang ditulis oleh rasul Paulus untuk jemaat di kota Galatia (sekarang di wilayah negara Turki). Nama Kitab ini berasal dari nama tempat yang menjadi tujuannya. Orang-orang Galatia adalah orang-orang yang berasal dari suku bangsa Keltik yang masa itu tinggal di Asia Kecil.
Setelah Injil tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Tuhan menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah daerah di Anatolia Pusat di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Tuhan, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi.
Surat Galatia ini ditulis oleh Paulus dengan alasan tertentu. Paulus diberitahu bahwa jemaat di Galatia dikacaukan oleh pengajaran yang sesat. Surat Paulus ini juga ditulis di tengah-tengah hangatnya pergumulan di komunitas yahudi pada saat itu. Orang-orang Yahudi ingin men-yahudi-kan segala jemaat dan mereka memasuki juga jemaat yang didirikan oleh Paulus. Hal ini pun mendapat perlawanan dari Paulus. Orang Yudais itu mencoba meyakinkan orang-orang Galatia bahwa keselamatan harus dikerjakan dengan jalan menaati Hukum Taurat. Paulus pun mendapat cobaan dan tantangan dalam halam hal ini. Mereka sengaja melakukan hal tersebut untuk menghasut orang-orang Galatia untuk melawan Paulus, dengan menghasut kerasulannya. Paulus memang tidak diteguhkan menjadi rasul oleha rasul dan dia juga tidak menjadi murid Yesus ketika Yesus hidup. Bahkan Paulus tidak pernah melihat Yesus dengan mata kepalanya sendiri. Hal inilah yang dipertanyakan oleh orang yang menghasut oleh Paulus. Dari isi surat Galatia ini, kita dapat menyimpulkan bahwa usaha tersebut hampir berhasil (1:6). Oleh karena itu, Paulus bereaksi dengan tegas, emosi, dan terus terang, tetapi juga memiliki argumen yang kuat.
4. Surat Efesus
Surat Efesus ini, ditulis oleh Paulus ketika dia sedang berada dalam penjara. Ketika Paulus menuliskan surat kepada jemaat Efesus, tentu saja dia mempunyai tujuan dan ada hal yang menjadi motifasi dia untuk menulis surat tersebut. Tujuan Paulus menulis surat kepada jemaat Efesus, didukung oleh keadaan masyarakat Efesus pada saat itu. Keadaan masyarakat Efesus pada saat itu adalah masih melakukan penyembahan terhadap Dewa Yunani. Dewa yang mereka sembah pada saat itu adalah mereka sebut dewi Artemis. Mereka memahami dan mempercayai bahwa dewi Artemis ini adalah Dewa kesuburan. Selain itu juga mereka melakukan penyembahan dan tunduk kepada Kaisar. Melihat keadaan ini tergeraklah hati Paulus untuk mengirimkan suratnya kepada jemaat di Efesus.
Surat ini berisikan nasihat, perintah, dan himbauan untuk hidup dalam Kristus. Dalam surat ini penulisnya menekankan Rencana Tuhan agar "Seluruh alam, baik yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (1:10). Surat ini merupakan juga seruan kepada umat Tuhan supaya mereka menghayati makna rencana agung dari Tuhan itu untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus. Di dalam bagian pertama surat Efesus ini dikemukakan bagaimana penyatuan itu terjadi. Untuk menjelaskan hal itu ia menceritakan bagaimana Tuhan telah memilih umat-Nya, bagaimana Tuhan melalui Yesus Kristus, Anak-Nya, mengampuni dan membebaskan umat-Nya dari dosa, dan bagaimana janji Tuhan itu dijamin oleh Roh Kudus.
Untuk menunjukkan bahwa umat Tuhan sudah menjadi satu karena bersatu dengan Kristus, penulis memakai beberapa kiasan. Jemaat adalah seperti tubuh dengan Kristus sebagai kepalanya, atau seperti sebuah bangunan yang batu sendinya ialah Kristus, atau seperti seorang isteri dengan Kristus sebagai suaminya. Penulis sangat terharu ketika mengingat akan rahmat Tuhan melalui Kristus, sehingga ungkapan-ungkapan yang dipakainya dalam suratnya menunjukkan bahwa hatinya makin meluap dengan perasaan syukur dan pujian kepada Tuhan. Segala sesuatu ditinjaunya dari segi kasih Kristus, dari segi pengurbanan-Nya, pengampunan-Nya, kebaikan hati-Nya dan kesucian-Nya.
5. Surat Filipi
Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi adalah salah satu kitab dalam Alkitab Kristen bagian Perjanjian Baru yang merupakan surat kiriman Rasul Paulus untuk jemaat Kristen yang ada di kota Filipi. Surat ini dikelompokkan sebagai surat-surat dari penjara bersama-sama dengan surat Paulus kepada jemaat di Efesus, Kolose, dan Filemon. Bagian pengantarnya menyebutkan bahwa Paulus dibantu oleh rekan sekerjanya yaitu Timotius dalam pengiriman surat kepada jemaat Filipi. Surat ini terutama ditujukan kepada semua orang percaya yang tinggal di Filipi dengan para penilik jemaat dan diaken. Walaupun surat ini ditulis dalam penjara tetapi Paulus tetap mengucap syukur dan berdoa bagi jemaat di Filipi karena ia tetap yakin akan iman jemaat di sana.
Gereja di Filipi didirikan oleh Paulus dan teman-teman sekerjanya (Silas, Timotius, Lukas) pada perjalanan misi yang kedua sebagai tanggapan terhadap penglihatan yang Allah berikan di Troas (Kis 16:9-40). Suatu ikatan persahabatan yang kuat berkembang di antara rasul itu dan jemaat Filipi. Beberapa kali jemaat itu mengirim bantuan keuangan kepada Paulus (2Kor 11:9; Fili 4:15-16) dan dengan bermurah hati memberi kepada persembahan yang dikumpulkannya untuk orang Kristen yang berkekurangan di Yerusalem (bd. 2Kor 8:1--9:15). Agaknya dua kali Paulus mengunjungi gereja ini pada perjalanan misinya yang ketiga (Kis 20:1,3,6).
6. Surat Kolose
Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat gereja di Kolose (Kolose 1:2), dan menyebutkan kepada Filemon bahwa ia berharap untuk mengunjungi kota itu bila ia dibebaskan dari penjara (lihat Filemon 1:22). Tampaknya Epafras adalah pendiri gereja di Kolose. Pada dasarnya bukan Paulus yang mendirikan jemaat di Kolose ini. Akan tetapi, ia mengutus pekerja-pekerja dari Efesus, ibukota provinsi Roma di Asia Kecil pada waktu itu. Oleh sebab itu, ia merasa bertanggung jawab juga atas jemaat di Kolose itu. Informasi yang didapat oleh Paulus berasal dari Epafras. Epafras melaporkan kepada Paulus bahwa di dalam jemaat itu ada guru-guru yang mengajar ajaran-ajaran yang salah. Guru-guru itu menekankan bahwa untuk mengenal Tuhan dan diselamatkan dengan sempurna, orang harus menyembah "roh-roh yang menguasai dan memerintah semesta alam ini". Selain itu, kata guru-guru itu kepada jemaat di Kolose agar setiap orang harus pula taat menjalankan peraturan-peraturan sunat, pantangan dan lain sebagainya.
Paulus mendengar hal itu pun tidak tinggal diam. Dia merasa bertanggung jawab terhadap jemaat di Kolose tersebut. Surat Paulus Kepada Jemaat di Kolose ini pun ditulis untuk mengemukakan ajaran Kristen yang benar dan menentang ajaran-ajaran salah yang diajarkan oleh guru-guru palsu itu. Inti dari sari surat ini ialah bahwa Yesus Kristus sanggup memberi keselamatan yang sempurna dan bahwa ajaran-ajaran yang lainnya itu hanya menjauhkan orang dari Kristus. Paulus juga menekankan bahwa melalui Kristuslah, Tuhan menciptakan dunia ini, dan melalui Kristus pula Tuhan menyelamatkannya. Harapan dunia untuk diselamatkan hanyalah melalui bersatu dengan Kristus.
Surat Paulus untuk jemaat Kolose menggambarkan secara keseluruhan pemahaman teologi untuk menolong pembacanya menemukan manusia yang asli dan kematangan spiritual yang seesuai dengan keinginan Tuhan untuk umat-Nya. Tuhan itu memberikan penghakiman yang adil dan bijaksana. Dia mengutus Anak-Nya untuk mencapai pendamaian. Yesus yang menangani dosa manusia dengan mati di kayu salib agar kehidupan yang diberikan kepada umat-Nya. Hidup umat yang benar yang diungkapkan melalui hidup yang benar. Hal ini ditunjukkan melalui ungkapan iman percaya mereka dan dengan dibaptis di dalam Yesus Kristus. Paulus di dalam suratnya ini pada intinya hendak menyuarakan pemahamannya akan beberapa tema teologi terbesar.
Adanya makna yang ditujukan kepada gereja. Roh Kudus dan gereja terletak jejak-jejak yang dapat membantu pemahaman tentang bagaimana membawa pesan teks kuno ke dalam situasi sekarang ini. Paulus bermaksud agar suratnya dibaca di dalam gereja (4:16). Hal ini pula mengingatkan gereja bahwa gereja tidak dapat memahami surat-surat Paulus tersebut secara murni. Setiap orang Kristen yang dewasa bertanggung jawab terhadap iman percayanya. Tetapi kebenaran Kristen tetap menjadi milik bersama. Paulus menulis surat ini untuk memastikan jemaat di kolose adalah warga Kerajaan Allah. Tidak ada keraguan atas pernyataan ini menjadi bukti iman kepada Kristus. Manurut Paulus, gereja adalah tubuh Kristus dan memiliki tugas untuk bersaksi bagi dunia tentang Kerajaan Allah.
Catatan:
RINGKASLAH MATERI UNTUK DI PELAJARI
Bình luận