Materi Pertemuan III
MISI AMANT AGUNG MENURUT INJIL YOHANES 20:19-23; 21:15-29 DAN KISAH PARA RASUL 1:6-8
· Latar Belakang Injil Yohanes
Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2; Yoh 21:7,20). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus). Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai suatu pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang menjelma di dalam diri Yesus Kristus.
· Latar Belakang Kisah Para Rasul
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib yang kekasih" (Kol 4:14). Kisah Para Rasul adalah lanjutan dari Injil Lukas, yaitu jilid kedua dari segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus (Lukas 1:1-4; Kis. 1:1). Dalam Kisah para Rasul, kita perhatikan bahwa Lukas menggunakan kata “kami”. Hal ini menunjukkan bahwa Lukas berjalan bersama sebagai salah satu anggota rombongan dalam perjalanan Rasul Paulus (Kis. 16:10-17; 20:5-21; 21:18; 27:1 – 28:16). Berita utama dalam Kitab Kisah Para Rasul adalah pekerjaan Roh Kudus dalam sejarah gereja mula-mula. Kisahnya dimulai dengan kenaikan Yesus ke surga dan pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta, lalu selesai dengan peristiwa dipenjaranya Paulus di Roma. Dalam sejarah, kisah itu berlangsung sejak tahun 30 M sampai sesudah tahun 60 M. Jadi, kemungkinan kitab Kisah Para Rasul ditulis pada tahun 60-an M. Selain itu, Roh Kudus disebut sekurang-kurangnya 42 kali dalam kitab ini. Justru, hanya ada beberapa rasul yang disebut dan fokus kisahnya hanya menyorot perbuatan dua orang rasul saja: Petrus dan Paulus (pasal 1-12: pelayanan Petrus dan perkembangan Injil dari Yerusalem sampai Antiokhia; pasal 13-28: pelayanan dan perjalanan penginjilan Paulus).
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
v Amanat Agung Menurut Yohanes
Injil Yohanes mengingatkan kita bahwa murid-murid diutus sama seperti Bapa mengutus anak-Nya yang tunggal, yaitu Tuhan Yesus (Yohanes 20:21-23). Murid-murid harus mengidentifikasikan diri dengan Kristus, karena mereka telah diperlengkapi oleh Roh Kudus, "terimalah Roh Kudus" (Yohanes 21:22). Sering kali, hal ini menjadi perdebatan: Kapan mereka diperlengkapi dengan Roh Kudus? Sebelum Pentakosta (Yohanes 21) atau pada hari Pentakosta ketika Yesus menghembusi mereka dengan Roh Kudus? Dia memberikan Roh Kudus kepada mereka secara terbatas sesuai dengan cara Perjanjian Lama, supaya mereka bisa bertahan dalam pergumulan di Yerusalem sampai hari Pentakosta, tetapi pada hari Pentakosta mereka dipenuhi dengan Roh Kudus untuk melaksanakan misi Amanat Agung Tuhan Yesus (Kisah Para Rasul 2).
Amanat Agung adalah pokok dalam kekristenan yang sangat penting. Hal ini terbukti dengan semua kitab Injil yang menceritakan pokok ini. Fokus Amanat Agung terletak dalam penginjilan dan pemuridan, sasarannya supaya seluruh dunia dapat mengecap keselamatan yang ada di dalam Tuhan Yesus Kristus.
v Amanat Agung Menurut Kisah Para Rasul
Di Yerusalem, Antiokhia, dan Efesus, tercatat bahwa Firman Allah makin tersebar (Kis. 6:7; 12:24; 19:20). Firman selalu diberitakan kepada orang Yahudi sebagai pewaris Firman dan pemegang perjanjian, namun mereka seringkali menolak pemberitaan itu (Kis. 13:46; 17:13).
Dari sini, kita juga belajar bahwa pertumbuhan gereja juga sangat bergantung pada pertumbuhan Firman Tuhan.
1. Penginjilan: kepada orang Yahudi atau orang-orang yang sudah percaya kepadaTuhan (Kis. 2:14-40; 3:12-26; 4:8-12; 5:29-32; 10:34-43; 13:16-41) maupun kepada orang-orang kafir (Kis. 17:22-31).
2. Pengumuman (deliberative): yaitu khotbah yang menyampaikan keputusan atas persoalan yang terjadi dalam Gereja (Kis. 1:16-17,20-22; 15:7-11, 13-21).
3. Pembelaan (apologetic): yaitu khotbah yang membela pemberitaan Injil kepada orang yang belum menerima Injil (Kis. 7:2-52; 22:1-21; 23:1-6; 24:10-21; 25:8& 10; 26:2-23; 28:17-20, 21-22, 25-28).
4. Dorongan (hortatory): yaitu kotbah yang memberi dorongan dan dukungan kepada anggota dan pemimpin Gereja (Kis. 20:18-35).
Sebagai salah satu buah dari pemberitaan Firman Tuhan ini, kita dapat melihat bahwa orang-orang menjadi percaya dan dibaptis, seperti yang diperintahkan oleh Yesus sendiri (Mat. 28:18-20; Mrk. 16:16; Kis. 2:38 & 41; 8:12-13, 36, 38; 9:18; 10:47-48; 16:15 & 33; 18:8; 19:5). Namun semuanya tidak berjalan dengan mudah. Tekanan dan tantangan banyak dihadapi oleh gereja mula-mula. Di sepanjang Kitab Kisah Para Rasul, kita dapat melihat penganiayaan demi penganiayaan terjadi. Petrus dan Yohanes dipenjarakan, Stefanus dirajam batu sampai mati, Yakobus dipenjarakan dan dipenggal, Paulus dipenjarakan, dirantai dan dilempari batu. Tetapi, justru berbagai penganiayaan ini menghasilkan buah-buah penyebaran Injil yang lebih luas lagi. Penyebaran Injil memang merupakan fokus misi gereja mula-mula. Injil mulai di Yerusalem, kemudian karena penganiayaan-penganiayaan yang terjadi, para murid Yesus menyebarkannya ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Dari situ, Injil terus tersebar menuju ke arah barat, dan Antiokhia menjadi pusat penyebaran Injil yang berikutnya sampai ke seluruh daerah Galatia. Selanjutnya, Efesus menjadi pusat penyebaran yang baru, dan dari Efesus seluruh Asia kecil mendengar Injil. Dari Asia kecil, Injil terus tersebar sampai ke Makedonia, Yunani, Roma, dan akhirnya ke seluruh dunia. Seluruh isi Alkitab memang menyuarakan tentang Yesus dan Kerajaan Allah. Demikian pula, penceritaan pekerjaan-pekerjaan Roh Kudus dalam Kitab Kisah Para Rasul bermula dari peristiwa Yesus memberitakan Kerajaan Allah (Kis. 1:3) dan berakhir dengan peristiwa Paulus memberitakan Kerajaan Allah (Kis. 28:31).
Kitab Kisah Para Rasul memang merupakan mata rantai yang tidak terpisahkan dari keseluruhan isi Alkitab. Pertanyaan-pertanyaan yang dibahas di dalamnya, seperti: Apakah orang-orang non-Yahudi/kafir yang menjadi percaya Yesus lalu bertobat, dibaptis dan penuh Roh Kudus masih perlu disunat? Apakah orang-orang seperti ini perlu menjalankan hukum Hari Sabat? dsb., menolong kita untuk mengerti transisi antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, serta transisi antara bangsa Yahudi sebagai umat Tuhan dan jemaat/gereja sebagai umat Tuhan. Demikianlah, mempelajari isi Kitab Kisah Para Rasul akan memperjelas pemahaman kita akan keseluruhan rencana dan pekerjaan Allah dari awal sampai akhirnya.
SOAL
1. Menjelaskan secara singkat latar belakang Injil Yohanes dan Kisah Para Rasul
2. Menjelaskan Amanat Agung menurut Injil Yohanes
3. Menjelaskan Amanat Agung menurut Kisah Para Rasul
תגובות