1. GEREJA
a. Gereja Sebagai Sebuah Persekutuan Dalam bahasa Yunani, gereja disebut ekklesia (ek=keluar, kaleo=memanggil). Secara harafiah berarti memanggil keluar. Yang menjadi subyek dari kata memanggil keluar dalam pengertian ini adalah Allah. Sehingga pengertian dari ekklesia adalah persekutuan dari orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan masuk ke dalam terang-Nya yang ajaib (I Petrus 2:9-10) Atau secara singkat gereja adalah persekutuan orang-orang percaya.
b. Gereja sebagai tempat bersekutu Walaupun kekristenan memahami bahwa gereja bukanlah gedung atau tempat melainkan orangnya, toh seringkali kita memahami dan merujuk gereja sebagai tempat umat bersekutu. Yang pasti dimana ada umat bersekutu didalam Kristus disitulah gereja berada.
2. Gambaran tentang gereja Alkitab khususnya Perjanjian Baru menggunakan istilah gereja dengan bermacam-macam gambaran, antara lain:
a. Bangunan Allah (I Kor. 3:9; 17:2; Ef.2:20-22; I Tim. 3:15) yang dipakai untuk menggambarkan keberadaan gereja, sebab Kristus sendiri merupakan batu penjuru dari bangunan ini (Mat. 16:18; I Kor. 3:11; I Ptr 2:6-7).
b. Tubuh Kristus (Ef. 1:22-23). Gambaran gereja sebagai tubuh Kristus yang ditekankan adalah kesatuan. Satu hal yang nampak jelas dari tubuh yaitu kesatuan. Meskipun dalam tubuh banyak terdapat keanekaragaman (kaki, mulut, tangan, dll) namun segala pertentangan ditiadakan. Rasul Paulus dalam Kolose 1:18 mengatakan bahwa Kristus-lah yang menjadi Kepala atas tubuh yakni Gereja. Semua anggota dipersatukan di dalam Dia, sehingga tubuh itu menjadi tanda keterikatan dalam persekutuan yang mendalam. Dalam Roma 12:4, dikatakan tidak semua anggota mempunyai tugas yang sama. Jadi gereja sebagai tubuh Kristus, di dalam cara hidupnya harus menampakan hidup Kristus, melalui kata-kata dan perbuatan yang harus diterangi oleh terang Kristus.
3. Sifat Gereja
a. Kudus Kata “Kudus” berasal dari bahasa Ibrani qadosy yang berarti disendirikan, diasingkan, dipisahkan dari yang lain, berbeda dari yang lain. Kekudusan Gereja bukan karena ia kudus adanya, tetapi karena dikuduskan oleh Kristus. Rasul Paulus menyebutkan bahwa Jemaat adalah mereka yang dikuduskan di dalam Kristus (Fil.1:1 ; 1 Kor. 1:2 ; Ef. 1:1). Gereja adalah kudus, diasingkan tapi bukan “mengasingkan diri” karena Gereja disuruh ke dalam dunia untuk memberitakan Injil Yesus Kristus. Adanya Gereja di dunia ini ialah untuk dipakai dalam karya penyelamatan Allah.
b. Am Gereja adalah am, khatolik, universal, tersebar di seluruh dunia. Am berarti umum, oleh sebab itu Gereja “menerobos” segala pembatas dan memiliki perpektif yang umum. Gereja sebagai yang am harus bersifat universal sebab kasih Allah itu ditujukan kepada dunia. Jadi Gereja bukan dan janganlah jadi suatu “golongan elite”. Gereja tidak terbatas pada suatu daerah/ suku/ bangsa atau bahasa tertentu tapi meliputi seluruh dunia (2 Kor. 5,19). Gereja tidak terbatas pada suatu zaman, tapi meliputi zaman yang lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang
c. Persekutuan Orang Percaya/Kudus Kata Persekutuan orang Kudus diterjemahkan dari Communio Sanctorum. Kata sanctorum berasal dari kata sancta atau sanctus yang berarti barang-barang atau orang-orang kudus. Sedangkan kata communion berarti persekutuan. Sehingga ungkapan gereja sebagai persekutuan orang kudus harus dipandang sebagai persekutuan di dalam Kristus oleh Roh Kudus. Jadi, gereja bukan terdiri dari orang-orang yang telah sempurna melainkan terdiri dari orang-orang berdosa sekalipun telah dikuduskan. Maka ungkapan “persekutuan orang Kudus” harus dipandang sebagi suatu tugas yang masih harus diperjuangkan dan itu senantiasa mempunyai arti yang konkret dalam kenyatan hidup di dunia ini. Gereja sebagai persekutuan orang kudus mengarah kepada persekutuan dengan Kristus, persekutuan yang berdasarkan kasih, bahwa kita harus saling mengasihi karena Allah telah mengasihi kita (I Yoh. 4:11; II Yoh. 5; I Kor 12:26)
d. Satu Gereja adalah kesatuan umat Kristen, tempat bersekutu sesuai dengan kehendak Yesus Kristus, kepala gereja. Satu dalam memberitakan Injil (Mat. 28,18-20), satu dalam mengemban misi, mengasihi sesama dan mengasihi Tuhan (Mat.22,37-40), satu dalam iman dan pengharapan(Ef. 4:4-5). Oleh sebab itu dalam kepelbagaian kita, Tuhan mempersatukan kita. Di dalam kepelbagaian itu kita dapat bersatu menampakkan kepatuhan kita sebagai Gereja kepada Tuhan Yesus (Yoh. 17, 21).
Peran gereja dalam menjalankan misi
1. Gereja harus passioned (bergairah) terhadap Amanat Agung. Gereja tidak mungkin bergairah jika tidak memiliki PASSION. Dari berbagai versi film Tuhan YESUS salah satu film yang tak terkalahkan adalah PASSION of Christ. Dimana kita dapat melihat Tuhan YESUS yang diludahi, , di pukul, di dera bahkan dibantai habis-habisan tetapi tetap PASSIONED karena Tuhan Yesus melakukannya dengan passion yang luar biasa. Semua pelayanan jika didasarkan dengan PASSION maka akan menghasilkan COMPASSION yang memunculkan belas kasihan yang luar biasa. Seorang akan berani berkorban apapun kalau ia memiliki passion. Tanpa passion maka gereja akan sulit untuk menjangkau dunia.Hampir setiap pelayanan YESUS digerakan oleh belas kasihan atau 'passion'
Ayat-ayat mengenai belaskasihan
1. Matius 9:36 - melihat orang banyak itu tergeraklah hati YESUS oleh belas kasihan.
2. Matius 14:14 - tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan (perumpamaan pengampunan)
3. Markus 1:41 - maka tergerak hatiNYA oleh belas kasihan.. (kesembuhan buat si kusta)
4. Markus 6:34 - tergeraklah hatiNYA oleh belas kasihan, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala (mujizat 5 roti 2 ikan)
5. Lukas 7:13 - tergeraklah hatiNYA oleh belas kasihan,.(anak muda dibangkitkan)
6. Lukas 15:20 - lalu tergerak hatinya oleh belas kasihan.. (anak yang hilang)
Jika kita memiliki hati (passion) kepada salah satu suku atau komunitas maka itu adalah awal dimana TUHAN ingin kita bergerak dan menjadi berkat bagi orang lain.
2. Gereja harus memperlengkapi orang-orangnya sebelum diutus. Sebelum diutus 12 murid diperlengkapi dan dilatih oleh Tuhan Yesus. Bahkan saat Tuhan Yesus naik ke surga IA pesan dalam Lukas 24:49 “..kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi”. YESUS mengajarkan bahwa setiap utusan harus diperlengkapi. Jadi memperlengkapi siapa yang akan diutus tidak dapat ditawar-tawar. Bahkan dalam Efeses 4:11 Ialah yang memberikan rasul-rasul, nabi-nabi, penginjil, gembala dan pengajar untuk memperlengkapi orang kudus untuk mengambil bagian dalam TUBUH KRISTUS. Siapapun yang diutus harus dilengkapi beberapa hal dari sekian banyak yang harus dibekali misalnya tentang metode budaya setempat, bagaimana pendekatan kepada jemaat baru, penginjilan, penanaman Jemaat mula-mula, berkotbah, pengembangan jemaat dan melatih dan melahirkan pemimpin. Dengan diperlengkapi maka ia akan siap untuk di utus.
Soal
1. Jelaskan gereja sebagai wadah orang percaya
2. Jelaskan gereja dalam mempersiapkan orang percaya dalam melaksanakan misi Allah
Comments