MATERI II
MISI KEHAMBAAN
MISI KEHAMBAAN
Dalam penghayatan atas panggilan orang percaya, dikenal pembedaan istilah yang tegas antara “pelayan yang memimpin” dan “pemimpin yang melayani”. Kedua istilah ini sejatinya tidak terpisahkan dan membentuk kesatuan panggilan serta pengutusan seorang pelayan Tuhan. Secara teologis praktis, ketika dipertanyakan, mana yang secara Alkitabiah terlebih dulu ada antara “melayani” dan “memimpin? Orang biasanya akan mengatakan, bahwa kita dipanggil pertama-tama untuk melayani dan menjadi pelayan atau seorang hamba, baru kemudian menjadi pemimpin. Sering disebut, bahwa misi kehambaan adalah given (anugerah). Sementara misi kepemimpinan adalah bentukan dari proses pematangan dan pendewasaan menjalani tugas-tugas sebagai pelayan atau hamba Tuhan.
Hamba Tuhan yang digambarkan di sini adalah orang pilihan-Nya. Karena ia diperkenankan Tuhan maka Roh-Nya bekerja atasnya. Misi kehambaannya adalah menyatakan hukum-Nya, yaitu tata pemerintahan Tuhan. Di mana Tuhan maha raja, maha kasih, keadilan dan solidaritas yang dihidupi umat. Misi ini dijalankan dengan senyap, artinya tanpa suara keras memaksa-maksa. Misi ini sering dicibir bagaikan ‘buluh yang patah” atau “sumbu yang pudar”. Mengapa? Karena terhadap umat yang tegar tengkuk, maka seharusnya alat yang dipakai adalah kayu atau besi yang kuat, ataupun api besar yang menghanguskan. Namun demikian Roh Tuhan memberi jaminan, bahwa sumbu sekalipun akan pudar, dan buluh yang terlihat rapuh tidak akan patah. Misi hamba Tuhan ini adalah pembaruan hati. Karena itu caranya pun menyentuh hati.
Misi Hamba
Hamba Tuhan yang melayani dalam jenis pelayanan apa saja, beberapa hal penting harus Anda pelihara dan tingkatkan di dalam hati dan hidup Anda.
1. Menjadi Karakter
Fokuskan hati dan perbuatan melayani itu menjadi karakter Anda, sebab melayani Tuhan dan sesama sangat ditentukan "dari dalam" dan bukan penampilan luar saja.
2. Peduli Terhadap Jiwa yang Terhilang
Seorang pelayan Tuhan harus memiliki rasa yang mendalam dan memelihara "hati seperti Yesus", khususnya yang berkaitan dengan "perasaan yang mendalam terhadap jiwa terhilang" (Matius 9:36). Hati pelayan Tuhan yang berbelas kasihan akan orang berdosa merupakan suatu perasaan yang berasal dari pola pikir yang sesuai dengan firman Tuhan, satu domba yang hilang sangat penting dan harus dicari sampai ditemukan. Seorang pelayan Tuhan harus memiliki perasaan yang rindu agar semua orang, siapa pun dia, dan apa pun latar belakangnya, diselamatkan. Perasaan itulah yang dimiliki Yesus yang mengasihi perempuan Samaria, orang Yahudi, dan penduduk kota Yerusalem yang ditangisi-Nya karena kehancuran yang akan mereka alami (Lukas 19:41).
3. Jangan Karena Program atau Karena Perintah
Anda perlu memikirkan kembali aktivitas pelayanan Anda jika Anda melayani dalam kondisi berikut ini.
§ Sangat sibuk.
§ Sekadar menjalankan tugas rutin.
§ Melakukan pelayanan karena perintah dan tidak ada pilihan lain.
§ Hanya untuk mengejar target karena ingin menyelesaikan program pelayanan dengan sukses.
§ Hanya terpaksa melayani karena sebenarnya apa yang Anda kerjakan bukan bidang yang Anda sukai.
Jika Anda kehilangan beban (rasa) melayani, kehilangan motivasi, tidak menempatkan hati dengan benar dalam pelayanan, maka pelayanan Anda akan menjadi beban dan tidak ada sukacita.
4. Mengerti Kebutuhan dan Pergumulan dari Fokus Pelayanan
Milikilah hati yang peka melihat kebutuhan di ladang pelayanan. Hal tersebut bisa Anda dapatkan melalui interaksi yang intens sampai Anda mengetahui kebutuhan dan pergumulan orang yang mencari jawaban.
5. Terus-Menerus Memelihara Hati Hamba
Yang dimaksud memelihara hati hamba adalah:
§ memiliki hati yang melihat manusia sebagai objek pelayanan yang harus diselamatkan, jauh lebih utama dari cara-cara dan sarana yang digunakan;
§ memiliki hati yang terus-menerus mendoakan pelayanan apa pun karena itu pun dapat dipakai Tuhan untuk menjangkau jiwa-jiwa terhilang;
§ memiliki hati yang melihat ke depan akan adanya hukuman yang menentukan nasib manusia bila ia menolak atau belum menerima berita Injil -- bahwa mereka sedang menuju kebinasaan.
Jika Anda belum memiliki hati seorang hamba, cobalah mengondisikan diri di pihak orang-orang yang memerlukan keselamatan dan minta Tuhan mengubah hati Anda.
6. Memelihara Hubungan dengan Tuhan
Hati seorang hamba hanya akan Anda miliki jika Anda memelihara hubungan dengan Tuhan, baik lewat perenungan firman maupun doa yang teratur.
コメント